Goodreads Celebrates Women's History Month

Rumah Lebah

296 pages, Paperback

First published January 1, 2008

About the author

Profile Image for Ruwi Meita.

Ratings & Reviews

What do you think? Rate this book Write a Review

Friends & Following

Community reviews.

Profile Image for Aya.

Seribu kelawar menyerang Mama Seribu kegelapan menyerang Ayah Di mana lilinnya? Lilinnya menyala di mata yang terbuka Tetapi, sayang sekali Mereka tidak punya mata

review novel rumah lebah

"Bentuknya seperti deretan segienam yang banyak. Kira-kira seperti itulah yang ada dalam bayangan saya mengenai rumah lebah, tempat mereka tinggal."
"Aku gagal menolongnya. Aku membiarkan kebencian itu memenuhi jiwanya. Seandainya aku punya keberanian."
"Meski dia kaku dan cara bicaranya yang tidak lazim, aku menyukai anak itu. Dia seperti menyimpan banyak rahasia di dalam dirinya."
"Selalu hanya ada satu ratu lebah. Jika dia tahu ada yang lain dia akan menyengat dan membunuhnya."

Profile Image for ayens โ™ก.

Join the discussion

Can't find what you're looking for.

Book & Movie Review by Tika

[REVIEW] NOVEL RUMAH LEBAH - RUWI MEITA

  Semua review disini murni pendapat pribadi dan tidak berniat menjelekkan atau mengagungkan karya orang lain. Setiap orang memiliki selera bacaan masing-masing. Terima kasih.

Judul: Rumah Lebah

Penulis: Ruwi Meita

Tanggal Terbit: 1 January 2008 (1st published)

Jumlah Halaman: 284 halaman

ISBN:   9786232164840

Bahasa: In donesia

Mala, gadis kecil berusia enam tahun yang terobsesi dengan ensiklopedia. Dia hanya membaca buku ensiklopedia dan selalu mengurutkan buku satu sampai buku terakhir dari sisi kiri ke sisi kanan. Dia juga tertarik dengan beruang. Di rumah, Mala hanya tinggal bersama orangtuanya, tetapi dia selalu membicarakan enam orang asing yang hidup bersama di dalam rumahnya. Dia selalu takut pada Satira, bersahabat dekat dengan Wilis, berbicara dengan Tante Ana yang suka berdandan, belajar bahasa Spanyol dengan Abuela, dan si Kembar yang hanya bisa mendengar, melihat dan mencatat.

Salah satu buku yang aku targetkan untuk segera aku baca di tahun ini. Rumah Lebah, buku thriller yang banyak disukain banyak orang. Harusnya aku ikutin buku ini di reading challenge- nya Lia dan mba Jane bulan lalu. Sayangnya aku baru aja selesai baca buku ini sekarang jadi gak sempat untuk ikutan.

Buku ini tuh bisa dibilang enggak terlalu tebal ya, gak sampe 300 halaman yang buat buku ini tuh punya pace yang pas. Gak terlalu mengulur-ulur banyak cerita dan tepat sasaran banget. Semua diceritakan dengan porsi yang pas.

Awalnya memang aku mengira bahwa 6 orang yang sering disebut Mala itu adalah teman bayangannya, yang membuat aku jadi ketakutan untuk baca di malam hari karena aku kayak membayangkan sosok itu nyata. Tapi lama-lama aku curiga kalau 6 orang ini adalah sosok nyata yang memang ada dan tebakanku ternyata benar sesuai dengan plot twist di cerita ini. Meskipun tertebak tapi masih ada misteri-misteri lain seperti kasus pembunuhan si wartawan Deni yang aku benar-benar salah tebak dan juga sikap Mala. Jujur aku masih bingung dengan nama-nama beruang itu, aku merasa beruang-beruang itu ada misterinya sendiri tapi sayangnya gak terkuak disini.

Sosok Mala juga ternyata mengerikan ya untukku. Mala yang emang digambarkan pintar banget dan paling paham dengan sosok-sosok ini ternyata punya misi sendiri yang bikin aku merinding bacanya. Apalagi Mala kan masih kecil tapi udah bisa memikirkan rencana sedemikian rupa.

Aku juga suka banget dengan analogi Rumah Lebah yang dipake disini, puas banget waktu tau apa arti dari Rumah Lebah itu. Dan aku senang dari buku ini jadi tau orang-orang dengan kondisi spesial ini tuh seperti apa yang mereka alami. Aku sudah pernah melihat beberapa film tapi tidak benar-benar memperhatikan apa yang mereka alami. Ternyata serem juga ya kalo ada kondisi seperti ini. Meskipun penyebab dari kondisi spesial ini tidak terlalu di eksplore tapi kita sebagai pembaca bisa sih membayangkan apa penyebabnya akibat petunjuk yang ditinggalkan oleh penulis.

Kalau membahas ending aku bingung harus puas atau tidak. Disatu sisi kita melihat apa yang terjadi dengan para tokohnya, kita juga tau siapa pembunuh Deni itu tapi kita tidak diberi tau apakah benar-benar terungkap dan apa yang terjadi dengan si pelaku itu ketauan atau tidak sama polisi. Tiba-tiba kita malah dikenalkan dengan tokoh baru yang sepertinya sih punya peranan pentingnya sendiri di hidup Mala. Sepertinya memang buku thriller yang tema seperti ini suka menggantung endingnya.

Tapi kalau ditanya puas atau tidak sih tentu aku akan jawab puas. Aku suka bukunya yang to the point dan ceritanya yang kompleks tapi gak membingungkan ketika sudah diungkapkan semuanya. Aku kasih buku ini rate 4/5 ⭐ !  Aku rekomendasiin banget untuk yang belom baca buku thriller lokal satu ini .

BACA JUGA:  [REVIEW] NOVEL KATARSIS - ANASTASIA AEMILIA

You may like these posts

Post a comment.

review novel rumah lebah

Mba Tikaaa aku udah ngantre buku ini di iPusnas tapi gak dapet-dapet. :))) Ternyata bukunya udah lama juga ya terbit pertama kalinya, kirain ini buku baru lho. Untung aja di Storytel ada, jadi rencananya aku mau dengerin audiobook-nya, semoga suara naratornya nggak bikin merinding pas bacain novelnya. :D

review novel rumah lebah

Kayaknya karena emang buku ini tuh populer banget Mba makanya susah didapetin... Iya, yang cover kuning ini tuh untuk cetakan di tahun 2019 kalo gak salah, wahh kayaknya sih makin greget tuh kalo sambil denger audiobook nya

Hello :)

Tika's bookshelf: read

Curse and Craving

My Instagram

Social plugin.

Trakteer Saya

My Communities

1minggu1cerita

Popular Posts

[REVIEW] NOVEL KATARSIS - ANASTASIA AEMILIA

[REVIEW] NOVEL KATARSIS - ANASTASIA AEMILIA

[REVIEW] NOVEL TUJUH KELANA - NELLANEVA

[REVIEW] NOVEL TUJUH KELANA - NELLANEVA

[REVIEW] Ulysses Moore The Series

[REVIEW] Ulysses Moore The Series

review novel rumah lebah

Member Menu

[review] novel rumah lebah - ruwi meita.

Mala, gadis kecil berusia enam tahun yang terobsesi dengan ensiklopedia. Dia hanya membaca buku ensiklopedia dan selalu mengurutkan buku satu sampai buku terakhir dari sisi kiri ke sisi kanan. Dia juga tertarik dengan beruang. Di rumah, Mala hanya tinggal bersama orangtuanya, tetapi dia selalu membicarakan enam orang asing yang hidup bersama di dalam rumahnya. Dia selalu takut pada Satira, bersahabat dekat dengan Wilis, berbicara dengan Tante Ana yang suka berdandan, belajar bahasa Spanyol dengan Abuela, dan si Kembar yang hanya bisa mendengar, melihat dan mencatat.

Buku yang udah lama banget mau aku selesaikan dan akhirnya baru berhasil di baca tahun ini. Simak review lengkapnya disini ya!

review novel rumah lebah

[Haul & Wrap Up] June โ€“ August 2020

review novel rumah lebah

EPS. 10: READ FROM MY BOOKSHELF

review novel rumah lebah

Detective Conan Edisi 100! Perjalanan Panjang Penggemar Conan

review novel rumah lebah

REVIEW LAUT BERCERITA

review novel rumah lebah

Eli, Sang Ksatria SagaraS (Review Novel Sagaras karya Tere Liye)

review novel rumah lebah

Review Buku Middle Grade Winter : The Good Bear by Sarah Lean

review novel rumah lebah

Emerald Pieces : The River and the Dance by Mia A. Ulfah | Book Review

Curhatan Seorang Anak Perempuan dalam Keluarga Patriarki

A Little Thing Called Life

review novel rumah lebah

Gw akhirnya beli novel Rumah Lebah ini juga setelah penasaran akibat baca review dari kak Eya, si blogger Two Cappuccinos a Day . Di posnya itu doi bilang juga kan kalo dia baca Rumah Lebah ini karena diracunin JanexLia yang bukan kaleng-kaleng kalo baca buku. Makin tambahlah penasaran. Tapi sejujurnya lebih karena gw mau beli 2 komik Detective Conan tapi biar gratis ongkir, musti nambah satu buku lagi gitu. Yaudah cus lah sekalian boyong si Rumah Lebah karya Ruwi Meita ini. ๐Ÿคฃ

Anyway  adakah kalian kangen sama kemunculan gw? Wkwkw Jujur gw sekarang ini sedang sibuk-sibuknya dengan kerjaan kantor. Bahkan sampai dua hari gw nangis-nangis karena kerjaan saking stressnya. ๐Ÿ˜ฅ I know this is not healthy and I speak up to my HR head about this . Sumpeh ini hal yang cukup memalukan karena gw nangis saat e-meet sama bos gw. Cuma gw uda ga tahan untuk ga nangis saat itu karena tersentuh dengan kata-kata bos gw. ๐Ÿ˜ฃ Ah jadi curcol  (curhat colongan) kan...

Sinopsis Rumah Lebah karya Ruwi Meita

Mala, gadis kecil berusia enam tahun yang terobsesi dengan ensiklopedia. Dia hanya membaca buku ensiklopedia dan selalu mengurutkan buku satu sampai buku terakhir dari sisi kiri ke sisi kanan. Dia juga tertarik dengan beruang.

Di rumah, Mala hanya tinggal bersama orangtuanya, tetapi dia selalu membicarakan enam orang asing yang hidup bersama di dalam rumahnya. Dia selalu takut pada Satira, bersahabat dekat dengan Wilis, berbicara dengan Tante Ana yang suka berdandan, belajar bahasa Spanyol dengan Abuela, dan si Kembar yang hanya bisa mendengar, melihat dan mencatat. 

Siapakah keenam orang asing yang disebut oleh Mala tersebut?

Review Rumah Lebah

Wow wow wow. Gw baru pertama nih baca novel psychology thriller begini. Ruwi menggunakan beberapa sudut pandang. Kadang sudut pandang Nawai, ibu dari Mala. Kadang juga sudut pandang dari Mala. Juga kadang pakai sudut pandang orang ketiga saat meceritakan suatu peristiwa. Buat peralihan antar sudut pandang ini ga begitu membuat pusing sejujurnya. Karena terbagi-bagi dalam masing-masing bab. Jadi gw ga terlalu dibuat pusing juga ini lagi baca isi pikiran siapa. Hehe.

Awal cerita gw kira ini tuh tentang horor dan penuh misteri. Eh tapi ke belakang-belakang saat makin terkuak misterinya, membuat gw tak habis pikir. Bisa-bisanya kepikiran jalan cerita begini. Jempol buat Ruwi Meita!!! Dan ini bukan novel horor seperti yang gw pikirkan. Haha.

Gw selesai baca novel Rumah Lebah ini cuma tiga hari saja. Gila juga. Gw ga pernah baca novel secepat ini! Saat itu novel pesenan gw nyampe di hari Minggu dan hari Selasa sudah kelar gw baca novel Rumah Lebah ini. Wow. Padahal biasanya gw malas banget loh baca novel. Kalo gw bisa nyelesein dalam tiga hari, berarti nih novel sungguh mengambil minat baca gw. Padahal sebelum baca Rumah Lebah ini, gw lagi baca Red Rising karya Pierce Brown. Cuma karena tu novel besar dan lebih tebal, gw baca Rumah Lebah dulu saja deh karena saat itu gw bawa novel ini untuk menemani gw berwisata ke Anyer. Ehehe.

Meski begitu, tetap saja ya tak ada novel yang sempurna karena kesempurnaan hanya milik Tuhan saja. #eh Gw menemukan adanya kesalahan penulisan nama tokoh. Saat diceritakan tentang Alegra, eh ditulis Kartika. Padahal kedua tokoh ini berbeda jauh. Mungkin editornya sedang kurang fokus ya. ๐Ÿ˜…

Gw pun menemukan suatu keganjilan. Diceritakan kalau Mala bilang mamanya ini mengecat rambutnya menjadi merah marun sehingga ayahnya ga sadar kalau itu bukan mamanya. Tapi masa Nawai ga sadar dia mengubah warna rambutnya menjadi merah marun? Gw cukup bertanya-tanya saat baca statement Mala soal ini.

Akhir cerita dari novel Rumah Lebah ini juga greget. Membuat gw merasa digantung. Siapa itu Inara??? Tokoh lain atau kepribadian lain dari Mala? Huft. Mungkin Ruwi sengaja dibuat menggantung gitu agar pembaca saja yang menyimpulkan sendiri kisah akhirnya. Tapi gw ga suka diginiin. ๐Ÿ˜ฃ

Secara keseluruhan gw menikmati baca novel Rumah Lebah ini. Bikin penasaran, tegang, dan ternganga-nganga. Untuk novel Rumah Lebah ini gw kasih bintang 4 dari 5 deh. Soalnya masih ada beberapa plot hole yang kurang dijelaskan lebih lanjut. Diceritakan dengan tergesa-gesa gitu biar cepet kelar. Kesannya seperti itu ya buat gw.

⭐⭐⭐⭐(4/5)

Book Review: Rumah Lebah

You Might Also Like

29 comments:.

review novel rumah lebah

Aku juga merasa digantung sama mba Ruwi di buku ini, nih... :)) Tapi walau begitu ttp merasa seru baca buku ini. Jalan ceritanya emang bikin ga berasa, tau2 udah abis aja. Pengen nyobain karya mba Ruwi yang lain, tapi baru sempat baca kumpulan mini novelnya bersama beberapa penulis lain dalam buku Me-Time. Ciri khasnya tetap sama, padahal tema utamanya tentang Me-time para ibu-ibu. XD Oh iya mba Reka Haloreka juga pernah membahas beberapa buku mba Ruwi yang lain. Tapi aku lupa apa aja :))

review novel rumah lebah

Sebel ya digantungin beginiii hahaha Betulll. Bacanya bikin nagih pengen cepet terkuak misterinyaa... Apakah di buku Me-Time juga soal psychological thriller juga kak? Halorekanya sudah nongol juga kak Hicha di komen bawah hihihi

review novel rumah lebah

Ini buku wishlist aku, Kaaaaaak ๐Ÿ˜†. Ntar kalau ada duit berlebih aku pengen beli buku ini. Tapi serius deh, aku penasaran banget ceritanya rumah lebah. ๐Ÿ™ˆ Karena penasaran, aku coba search novel ini di iPusnas. Tapi sayangnya gak ketemu. Sebagai gantinya aku ketemu novelnya Ruwi Meita juga di sana, yang judulnya Belenggu Ilse. Dan cerita Belenggu Ilse ini juga bagus bangeeeeet ๐Ÿ˜†. Ngomong-ngomong, dia punya genre yang sama seperti Rumah Lebah, kak. ๐Ÿ˜

Ini buku memang bikin galau ya kak Roem wkwkw aku aja saat mau beli galau gituu.. Sempet stok kosong di toko online langgananku.. Akhirnya disetok lagi dan cus aja dah dibeli ahaha Wooo kalo di iPusnas itu gratis kan bacanya? Tinggal pinjam gitu ya kak Roem? Nanti cari aaahhh

review novel rumah lebah

YA KAN YA KAN ๐Ÿคฃ๐Ÿคฃ Kayaknya sih bukan menggantung, Mbak Ruwi sepertinya sengaja membiarkan pembaca membuat kesimpulan sendiri, jadi persepsi ending Rumah Lebah bisa aja berbeda antara kamu dan aku (menurutku yaaa). Abis ini boleh baca karyanya Mbak Ruwi Meita yang berjudul Belenggu Ilse, Friss. Masih mengambil tema yang sama dan tetap menegangkan. Tapi Rumah Lebah masih menempati posisi pertama di hatiku hihi

Iya ci Jane... Aku pun berpikir begitu... Ruwi sengaja biar pembaca aja yang bikin kesimpulan sendiriii... Tapi buatku tuh jadi gantung karena aku ga mau bikin kesimpulan sendiri wkwkwk Belenggu Ilse banyak yang rekomendasiin juga nihh.. Aku jadi makin penasaran juga sama itu hehe

review novel rumah lebah

Sama seperti Kak Hicha, aku juga merasa digantung ๐Ÿ˜‚ tapi mungkin memang begini ciri khas penulisan dari Kak Ruwi Meita, tipe open ending yang membuat para pembaca terbang ke alam imajinasinya sendiri ๐Ÿคฃ Btw Ci, buku Misteri Patung Garam milik Ruwi Meita katanya lebih bagus lagi, tapi susah banget carinya ๐Ÿ˜…. Selain itu ada Belenggu Ilse, ini juga bagus hahaha. Semangat Ci Frisca atas pekerjaannya! Sesekali nangis nggak apa lho, biasanya habis nangis, rasanya jadi lebih plong kan ๐Ÿ˜

Wah kalau baca buku Ruwi berarti siap-siap digantungin gitu yaakkk >.< Aku lagi mo coba cari Belenggu Ilse dlu nih karena banyak yang sudah rekomendasikan juga heheh selain karena bisa baca gratis juga sih eehehehe Makasih Lia buat semangatnya ^^

review novel rumah lebah

Salah satu penulis bergenre thriller favoritku kak...Pertanyaan Kak Friska mirip denganku, btw Inara itu yang mana ya kak? Aku rada lupa, udah lama juga bacanya haha. Aku lebih penasaran sama masa lalunya Nawai kak..kenapa bisa ada kepribadian itu soalnya kok dia sampe punya cukup banyak personality lain itu tuh kenapa sampe bisa muncul wkkk. Oiya btw kalo mau baca karya Ruwi yg lain bisa baca Misteri patung garam, cuman buku ini udah jarang yg jual, atau belenggu ilse yg gak kalah seru kok dan tersedia di gramedia digital ๐Ÿ˜

Inara itu tokoh yang disebut terakhir banget... Aku pikir ini kepribadian lain dari Mala tapi entahlah aku kurang bisa paham bagian situuu hahaha Nah beneerr aku penasaran jugaa... Ceritanya kurang dijelaskan kaya cuma sekilas-sekilas ajaaa dan dijabarkan cepat gitu... Reka sudah sempat baca Misteri Patung Garam?? Belenggu Ilse ini ada di iPusnas ternyata jadi bisa baca gratis hehehe tadi baru aja aku pinjem hehe

Oiya Inara yang itu! Iya aku sempet kepikiran sama kayak kak Fris..takutnya sih Mala ini punya nasib seperti Nawai juga kak ๐Ÿง Udah baca kak hehehe..seru sih MPG itu ngeri-ngerinya lebih terasa ๐Ÿ˜

Iya dia kan kaya sempet kena abuse juga kan sama Satira... terus pasti ada mental issue juga ga sih karena dia masih kecil dan sudah berhadapan dengan ibu yang begituuu... Wuih Reka punya buku Misteri Patung Garam??

Iya kak duh aku penasaran banget sama Nawai di masa lalu. Anyway kalo Kak Fris suka sama Rumah Lebah coba deh baca The Silent patient, serupa tapi tak sama hehe. Dulu punya kak, tapi udah aku jual. Nyesel banget! Udah gitu aku dapetnya di bbw, termasuk buku langka juga kan ๐Ÿ˜ญ

Samaa aku juga penasaran. Tapi kaya cuma diceritain singkat dan cepet bangetttt. Makanya aku merasa saat ke bagian akhir tuh dibuat terburu-buru gituu.. Padahal masih banyak cerita yang bisa dikembangin agar lebih jelas... The Silent Patient siapa penulisnya? yaaaaahhh keburu kejual yaakkk.. Padahal mayan koleksi langka ya Reka

Penulis The Silent Patient itu Alex Michaelides kak..novel terjemahan. Sempet heboh juga karena plot twist ceritanya. Sekiranya Kak Fris berminat baca bukunya ada di gramdig ๐Ÿ˜†

uwooo makasih Reka rekomendasinya ^^ Kumasukin list bacaku dulu eheheh

review novel rumah lebah

Pertama mau ngucapin smangat buat kerjaannya Mba.. aku yah akhir2 lagi ribet juga sama kerjaan.. second wave coronce is coming... ribet banget dihubungin buat backup sana sini jadi hape kumatikan,, hahah ikutan curcoll.... wihh Anyer ke pantai apa tuh Mba?? ๐Ÿ˜ Hahaha . . Soal Rumah Lebah.. asli.. ini keren.. awalnya sempet khawatir aku nggk bisa ngikutin karena alurnya maju mundur.. tapi seriusss setelah dipaksa.. Ya ampunn kerennn banget.. ๐Ÿ˜š๐Ÿ˜š soal digantungin.. yesss, aku pun sependapat Mba. Tapi yaudinn...

Makasih Bayu buat semangatnya... Bayu juga semangat ya!! Itu sampe matiin hp dong hihih kalo dicariin atasan gimana bay? ๐Ÿ˜ Ke pantai Mutiara bayu... Kayanya itu namanya heheh aku nginap di cottage gitu jadi bisa langsung akses ke pantainyaa Iya akhirnya bikin sebel sihhh aku bertanya-tanya tapi ya mao gimana lagi udahan hahaha

Hahhaha. Pokoknya kalau jadwalku libur hape aku matikan. . . Ouhhh Cottage... udah lama banget bayu nggk kesana. Mash bagus kan ya Mba? Sebelum corona sering main ke Anyer nyari pantai yg sepi breng temen2.. skrang udah hampir nggak pernah. Paling ke Merak doang.

ooh pas lagi libuuurrr.. Iya sih, sebel juga ya lagi libur eh diganggu kerjaan hehe Aku puguh baru pertama kalinya ke sana Bayu hahaha menurutku sih bagus. Awal pantainya banyak koral, tapi besokannya uda jadi alus pasirnya hehe Cuma aku nemu beberapa sampah. Sayang aja pantainya ga bener-bener bersih sampah ๐Ÿ˜ฅ Untuk airnya, masih kalah sama Bali Bayu wkwkwk

review novel rumah lebah

Ih g juga pingin baca buku ini dr kapan tau, Pik. Trus maju mundur gara2 mikir genrenya horor juga X'D X'D

Tenang-tenang, ini bukan horor seperti yang dipikirkan! Heheh Ayo Mei dibaca! Seru-seruuu tapi itu temen-temen yang lain lebih rekomendasiin Misteri Patung Garam cuma bukunya uda susah didapat... Ato baca Belenggu Ilse dulu aja Mei yang gratis via iPusnas hehehe Kalo suka sama ceritanya, bisa tuh beli Rumah Lebah

Iya, g baca2 reviewnya juga banyak yg bilang seru, sih. Hoo Misteri Patung Garam buku sebelum Rumah Lebah ya?

Wah kalo itu gw juga gatau Mei wkwk karena jujur saja gw baru mengenal bukunya Ruwi ini hahaahah Jadi ga tau juga buku-buku Ruwi lainnya heheh

review novel rumah lebah

Winaya tidak sadar ketika Nawai ganti warna rambut merah marun karena dia buta warna. Nawai sama Mala ada jelasin ini, kak.

Betul kak, aku sependapat kalau Winaya ga sadar akan perubahan warna rambut Nawai karena buta warna. Tapi yang aku bingungkan, si Nawainya sendiri kalau bercermin ga merasa ganjil kah karena warna rambutnya berubah...

Yg belum baca jangan dibaca ya. Ini pembunuh yg ngebunuh si Deni tuh si satira, Willis sama Tante ana kan?nah kan ada tuh satu lagit Mala nyebutnya 'laki-laki itu'.nah berarti yang ngebunuh si Deni itu bukan cuma si satira Willis, sama Tante ana dong

Hmmm Aku uda lupa nih yang bagian ini.. Tapi pada akhirnya emang kepribadian lain Nawai yang membunuhnya ya.. Tapi memang kadang ada misteri yang bikin bingung kaya plot hole gitu ya? haha

Yg bunuh deni si Rayhan

Furisuka

ใ“ใ‚“ใซใกใฏ!Furisuka here. Love to read manga, travel, eat food, and write blog. Last but not least, please email me for any inquires and collab ^^

Recent Posts

Popular posts.

' border=

What's Inside?

' border=

With by Furisukabo

BEM FBS UNY 2022 | KABINET DHARMA KARSA

Pojok baca #5: rumah lebah.

Judul Buku: Rumah Lebah

Penulis: Ruwi Meita

Penerbit: Gagas Media

ISBN: 979-780-228-0

Tebal: 286 halaman

Berat: 260 gram

Tahun Terbit: 2008

Harga: Rp104.500,00

Rumah Lebah, novel pertama ciptaan Ruwi Meita yang berhasil menjadi buah bibir dikalangan pecinta novel thriller di tanah air. Siapa sangka, novel ini memiliki alur cerita yang misterius. Rumah Lebah merupakan novel dengan genre psychology thriller yang mengisahkan tentang keluarga kecil dari seorang penulis terkemuka bernama Winaya.

Meskipun berada dalam jajaran penulis kondang, Winaya memilih tinggal dengan istri dan anaknya di sebuah rumah di atas bukit yang terletak cukup jauh dari perkampungan. Mala, anak semata wayang Winaya dan Nawai ternyata memiliki keistimewaan yang memaksanya untuk tidak bersosialisasi dengan masyarakat. Mala seringkali menyebut nama-nama orang asing yang entah dari mana asalnya. Mereka adalah Ana, Satira, Wilis, Abuela dan si kembar yang jarang terlihat.

Cerita dimulai dengan kekhawatiran dan keresahan Nawai atas hilangnya Mala yang kemudian ditemukan bersembunyi di atas atap rumah mereka. Berbagai peristiwa muncul dan berkembang, tidak hanya tentang persahabatan Mala dengan teman tak kasat matanya itu, namun juga tentang pembunuhan yang terjadi di dekat rumah mereka.

Namun pada akhirnya, terungkap bahwa Ana, Satira, Wilis, Abuela, dan Si kembar, merupakan satu orang yang sama. Orang-orang yang sering disebutkan oleh Mala itu ternyata adalah Ibunya sendiri, Nawai. Tanpa disadari, Nawai mengidap gangguan kejiwaan yang mengakibatkan munculnya beberapa kepribadian dalam dirinya.

Melalui penjelasan tokoh dan latar yang cukup detail, Ruwi Meita mengajak para pembacanya untuk masuk secara langsung dan merasakan situasi yang terjadi di dalamnya. Dengan memberikan kesan-kesan misteri, novel ini mampu membuat pembaca penasaran.

Novel Rumah Lebah memiliki ide cerita yang menarik, namun beberapa bagian terkesan tergesa-gesa diceritakan. Konflik batin yang disajikan pun cukup mendebarkan, didukung dengan ilustrasi yang mampu membuat novel ini menjadi lebih hidup. Meskipun masih ada beberapa konflik yang belum benar-benar terselesaikan, novel ini tetap memiliki daya tarik bagi pecinta novel thriller.

Print Friendly, PDF & Email

Petak Imaji

[Book Review] Rumah Lebah – Ruwi Meita

"Kamu selalu mencari penjelasan logis, sementara kita kehabisan penjelasan rasional. Ini di luar kemampuan kita. Aku sudah menahannya sekian lama, sekarang aku tidak mampu lagi. Semakin aku mencari jawaban, justru aku menemukan hal-hal yang tidak masuk akal."

review novel rumah lebah

Mala hanyalah gadis cilik berusia 6 tahun yang tidak bersekolah karena keistimewaan yang dimilikinya. Mala sangat menyukai beruang dan suka membaca buku-buku Ensiklopedia—yang akan selalu diurutkan sesuai nomor jilidnya saat menyimpannya kembali.

Di rumah, Mala hanya tinggal dengan Winaya dan Nawai—ayah dan ibunya, tetapi dia seringkali membicarakan enam orang asing yang hidup bersama di dalam rumahnya. Mereka adalah Satira, Wilis, Tante Ana, Abuela dan si Kembar yang hanya bisa mendengar, melihat dan mencatat.

Nawai dan Winaya menganggap apa yang dilihat Mala hanyalah hantu—atau sekedar teman khayalan yang diciptakan Mala karena tak punya punya teman bermain selain orangtuanya. Namun, ketika mereka mulai menampakkan diri di depan Nawai, masihkah dia menganggap orang-orang yang selalu dibicarakan Mala hanyalah sebuah hantu? Apalagi ketika sesosok mayat wartawan ditemukan di dekat rumah mereka, Nawai harus mencari kebenarannya di tengah rasa kantuk yang semakin sering menyerangnya. 

“Jiwa kita adalah rumah tanpa jendela dan pintu,  anehnya kita pasti bisa keluar untuk berlarian  di padang rumput, membebaskan tubuh kita,  dan menyanyikan lagu para ilalang.”

Walaupun ide cerita Rumah Lebah  bukanlah hal baru, tapi penulis mampu mengolah cerita dengan runut dan rapi. Plot twist- nya nggak ketebak karena beliau pandai mengecoh pembaca untuk memfokuskan ke hal-hal yang keliru. 

Jalan cerita Rumah Lebah ini awalnya memang sempat membuatku bingung (terutama penggunaan alur maju mundur di awal). Bahkan aku sempat mengira kalau buku ini bergenre horor dan bikin males baca pas malem-malem ( tbh, kurang suka baca horor menjelang tidur karena pasti kebawa mimpi ๐Ÿ™ˆ). Namun seiring berjalannya cerita dan mulai paham alurnya, ceritanya page turner banget! 

Karakterisasi dan penggambaran latar cerita begitu kuat dan misterius, plotnya pun rapi. Walaupun sudah bisa menebak inti cerita di pertengahan buku, pelaku utamanya sendiri benar-benar tidak terduga sampai segalanya terungkap. 

Walaupun masih ada konflik yang masih terasa menggantung dan belum benar-benar terselesaikan, sepertinya penulis ingin membiarkan pembaca untuk mengimajinasikan sendiri penyelesaiannya. 

Identitas Buku

Related Posts

Posting komentar.

Buy Me A Coffee

Agoes Santosa's Journal

Agoes Santosa's Journal

Kumpulan ulasan buku, film, atau tulisan lainnya.

Rumah Lebah, Ruwi Meita

review novel rumah lebah

Ada banyak genre yang menarik ketika kita mau memilih buku bacaan. Salah satu yang selama ini populer adalah genre thriller. Kalau novelnya bagus, aktivitas membacanya jadi seru banget. Ada misteri yang menggantung di sepanjang cerita, ketegangan yang bisa mengancam tokoh utamanya, dan diakhiri dengan babak akhir – biasanya ada plot twist tapi bisa juga nggak.

Untuk buku thriller karya penulis asing, saya pernah baca baca Gillian Flynn ( Gone Girl ) dan Stephen King ( IT, Misery, Gerald’s Game ). Sebelumnya juga saya membaca The Silent Patient karya Alex Michaelides, yang saya tulis resensi singkatnya di sini .

Kalau penulis asing, saya pernah baca baca Gillian Flynn ( Gone Girl ) dan Stephen King ( IT, Misery, Gerald’s Game ). Sebelumnya juga saya membaca The Silent Patient karya Alex Michaelides, yang saya tulis resensi singkatnya di sini .

Saya baru baca dikit banget novel thriller asal Indonesia. Dulu pernah baca “ Pintu Terlarang ” karya Sekar Ayu Asmara, yang kemudian diadaptasi jadi film oleh Joko Anwar. Saya suka bukunya, filmnya juga ga kalah seru. Katanya ketika novelnya akan diadaptasi oleh Joko Anwar, Sekar Ayu Asmara tidak membaca skrip yang dibuat oleh Joko Anwar. Tujuannya supaya Joko Anwar bisa melakukan proses adaptasi dengan bebas. Memang bener sih ada beberapa jalan cerita yang digabung dan ada juga jalan cerita baru di filmnya.

Saat baca Pintu Terlarang, saya masih menjalani kuliah di S1 Psikologi. Rasanya waktu itu seru aja bacanya karena ada novel lokal yang karakternya mengidap gangguan yang biasa saya baca dalam buku teks Psikologi Abnormal yang berbahasa Inggris. Di novel Pintu Terlarang, gangguannya adalah Schizophrenia . Dalam berbagai cerita dengan karakter yang punya masalah psikologis, schizophrenia adalah opsi yang menarik karena karakternya mengalami waham dan juga halusinasi. Belum tentu apa yang dialami oleh karakter-karakternya nyata, bisa jadi semua hanya ada dalam pikirannya saja.

Belakangan saya baru menemukan novel thriller lain yang membahas tentang gangguan psikologis juga. Judul novelnya Rumah Lebah, karya Ruwi Meita. Saya baca novel ini di aplikasi Gramedia Digital, yang covernya sudah versi baru (warna kuning dengan wajah anak perempuan dikelilingi oleh lebah). Gambar cover depan ini menurut saya salah satu hal yang bikin saya tertarik buat baca novelnya. Bagus ilustrasinya, tapi sayangnya di dalam bukunya nggak ada ilustrasi lain, padahal ada banyak karakter yang bisa dibuat ilustrasinya supaya lebih tegang bacanya.

Untuk jaga-jaga saja sebelum pembaca membaca lebih lanjut, saya mau bilang dulu bahwa bahasan di bawah ini mengandung SPOILER .

Jika Pintu Terlarang mengangkat tentang schizophrenia, novel Rumah Lebah ini membahas Dissociative Identity Disorder. Istilah populernya kepribadian ganda. Tapi topik ini nggak kita langsung dipaparkan oleh penulis di permulaan cerita.

Sinopsis dan Karakter

Awalnya saya mikir novel ini genrenya horor. Soalnya latar ceritanya dikisahkan di malam hari, dengan kondisi yang serba sepi, gelap, agak mencekam. Salah satu karakter anak di adegan pembukaan ini tiba-tiba ada di atas atap rumah, sambil meracau tentang “teman”-nya (yang tentu saja hanya bisa dilihat oleh dia sendiri). Mala , nama anak tersebut, memang digambarkan agak eksentrik.

Dia bukan hanya punya โ€œteman-temanโ€ dengan nama-nama yang janggal (Satira, Wilis, Tante Ana, Abuela dan si Kembar), dia juga bicara dengan gaya bahasa yang sangat formal. Saking formalnya, kita bisa langsung bedain siapa yang sedang jadi narator atau lagi bicara. Ketika membahas sesuatu, dia juga malah mengeluarkan definisi-definisi dari kamus. Kira-kira gini, misalnya kita bilang โ€œtolong masukin kue ke kulkasโ€, terus dia jawab โ€œKulkas adalah lemari pendingin yang menggunakan freon, biasanya digunakan untuk menyimpan bahan makanan agar lebih tahan lamaโ€.

Ada tendensi agak-agak autistik di anak ini, dan dalam beberapa bagian digambarkan bahwa dia “anak istimewa” – istilah yang dipakai oleh ibunya adalah anak indigo. Tapi kemudian konsep ini nggak dieksplorasi lebih lanjut. Yang rada-rada bikin komen โ€œlah kok gituโ€ sih udah jelas-jelas anaknya aneh tapi malah dibilang jenius sama orangtuanya terus malah home parenting. Ibunya bukan sosok yang meyakinkan buat home parenting, ayahnya juga sibuk kerja. Jadinya kan anak ini malah makin jarang sosialisasi dengan lingkungan sekitar.

Kejadian di awal novel inilah yang membuat Nawai , ibunya, memindahkan keluarga mereka ke Bukit Putri Tidur. Kenapa pake pindah ke sini ya? Padahal kalo tinggal di tempat terpencil dan โ€œkambuhโ€, kan jadi lebih susah untuk cari bantuan. Mungkin ini memang memang umum di masyarakat Indonesia. Ketika ada kerabat yang mengalami gangguan psikologis, dia malah dianggap sebagai aib yang bikin malu keluarga dan jadinya harus disembunyikan. Bukan menghadapi dan memperbaiki, tapi dikubur dan dipendam. Tapi jawaban praktisnya ya mungkin supaya jalan ceritanya bisa maju ke babak berikutnya aja – soalnya mayoritas adegannya terjadi di Bukit Putri Tidur.

Tadinya saya pikir Nawai, si tokoh ibu, akan menjadi karakter pendukung saja. Mala yang tokoh utamanya, sebab cover depan novel ini adalah seorang anak perempuan. Tapi ternyata peran Nawai ini jauh lebih besar dibandingkan yang saya duga.

Winaya , sang ayah, adalah eks-jurnalis yang juga seorang penulis novel. Ceritanya nih, novelnya yang sudah laris banget itu akan diadaptasi jadi film. Kebetulan, aktris yang dipilih buat jadi pemeran utama dalam novelnya sedang liburan di vila yang ada di Bukit Putri Tidur juga. Saya jadi merasa peran Winaya ini hanya sebagai alat aja supaya bisa menghubungkan keluarga ini dengan kelompok karakter kedua, Alegra dan Rayhan.

Alegra adalah seorang aktris yang sedang naik daun. Meskipun masih dalam proses diskusi, tapi sebenarnya sudah ditetapkan bahwa dia akan menjadi pemeran utama dalam film adaptasi novelnya Winaya. Tapi sebenernya dia punya beberapa masalah, yaitu diem-diem dia adalah pengidap bulimia dan juga pengguna narkoba. Ini juga salah satu sebabnya dia nempel dengan Rayhan , pengusaha yang bisnisnya dicurigai ilegal, bahkan pernah diinvestigasi oleh Winaya ketika dia masih jadi jurnalis. Jadi dulunya Winaya ini jurnalis investigatif, mungkin kira-kira kayak TEMPO kalo di sini ya.

Selaen 5 karakter utama di atas, ada juga tokoh paparazzi bernama Deni . Dia berusaha memeras Alegra dengan foto-foto yang bisa membuat citranya sebagai wanita sempurna bisa rusak. Ini sebabnya dia juga ada di Bukit Putri Tidur. Ketika tiba di sana, dia melihat wajah lain yang familiar: Nawai. Kenapa familiar? Kapan dia pernah menemui Nawai yang katanya seorang pelukis?

Semua karakter di atas diperkenalkan dalam bagian awal novel. Saya cukup suka bagian awal novel ini. Pengenalan karakternya lumayan lah, tiap tokoh punya keunikan sifat sehingga kita juga cepat mengenal mereka. Transisi dari kota ke Bukit Putri Tidur juga terasa cukup cepat, karena ada time skip sejak peristiwa Mala naik ke atas atap. Deskripsi ruangan di dalam rumah Winaya dan Nawai pun terasa cukup menegangkan, apalagi ketika diceritakan ada ruangan bawah tanah di rumah tersebut yang berisi lukisan Nawai. Rasanya ada misteri yang nanti akan mengejutkan pembaca di penghujung cerita yang berkaitan dengan ruangan itu.

Spoiler : ternyata kejutannya ga ada hubungannya dengan ruangan bawah tanah itu.

Baca novel thriller jadi seru ketika kita merasa clueless dan tegang karena tidak tahu nasib apa yang akan menimpa karakter yang sedang kita baca. Sayangnya novel ini kurang menegangkan buat saya. Rasanya hampir nggak banyak resiko yang dapat menimpa tokoh-tokoh di atas, kecuali terhadap si Alegra mungkin. Tapi karena dia bukan “lebah” yang dimaksud dalam novel ini sehingga saya sebagai pembaca juga nggak terlalu peduli akan apa yang menimpa dia. Saya malah sempat mikir dia akan tewas dan kemudian diinvestigasi oleh Winaya yang mantan wartawan.

Plot twistnya, yaitu bahwa Nawai sebenarnya punya kepribadian lain (yang juga adalah wujud asli dari nama teman-teman khayalan Mala), ngga terlalu mengejutkan. Dari adegan Deni dibunuh udah agak ketebak, soalnya nggak ada lagi karakter lain yang dikenalkan ke pembaca. Mulai dari titik ini, yang saya pikirkan adalah “ ah kayaknya pelakunya si Nawai dan dia punya kepribadian lain, ayo cepetan deh ceritanya mungkin ada plot twist lainnya setelah itu “. Terus ternyata sampai ceritanya tamat ngga ada plot twist lagi (sebenernya ada sih, tapi kecil).

Karakter polisi detektifnya juga nggak punya kepribadian yang menarik, padahal sudut pandang mereka itu kan menemani perjalanan pembaca membongkar misteri kematian Deni. Tapi memang ini bukan novel misteri pembunuhan, jadi mungkin nggak terlalu banyak juga upaya untuk mengembangkan tokoh polisinya.

“Analogi” Rumah Lebah

Tadinya saya mikir-mikir, kenapa judul novelnya Rumah Lebah? Ibaratnya seperti lebah, apa istilah ini dipakai karena tokoh utamanya melakukan aktivitas untuk kepentingan orang lain? Jadi kira-kira sama seperti lebah yang bekerja keras mengumpulkan nektar tanaman, tapi hasilnya malah dinikmati oleh orang lain? Tapi ternyata ga ada analogi itu di dalam ceritanya.

Atau mungkin maksudnya ketika Rumah Lebah diusik, maka seluruh “lebah” akan menyerbu siapapun yang mengancam sarang tersebut? Tapi kagak ada juga. Kirain bakal ada suatu ancaman tertentu ke Mala sehingga si penyerang itu diserbu oleh penghuni Rumah Lebah. Taunya nggak.

Petunjuk yang menjelaskan kenapa judulnya Rumah Lebah mungkin ada di kutipan ini:

Ketika seekor ratu lebah menetas dia akan menjerit dengan lengkingan yang kuat. Siapapun lebah betina yang ikut menetas bersamanya menjawab lengkingan itu maka dia telah berbuat kesalahan. Sama saja dia memanggil kematiannya sendiri. Hanya boleh ada satu ekor ratu lebah dan sang ratu akan membunuhi siapa pun saingannya.

Apa maksud paragraf di atas dalam kaitannya dengan cerita ini? Nggak tau, hehe.

Tadinya sempat mikir juga Alegra bakal mengancam keberadaan Nawai sebagai “Ratu Lebah” di rumah tersebut, sehingga dia harus melakukan perlawanan. Tapi ternyata bukan ke sana temanya. Ga ngerti juga sih kenapa harus pake analogi lebah ini karena di dalam ceritanya ngga ngebahas tentang lebah.

Ternyata yang dimaksud dengan “Rumah Lebah” itu ya si Nawai sendiri, yang mana di dalamnya ada banyak penghuni. Ketika si Ratu-nya terancam maka hadirlah “penjaga” agar Rumah Lebah itu tidak hancur. Baiklah. Tadinya saya agak berharap judulnya ini punya makna simbolis yang lebih dalam.

Tentang Kesehatan Mental

Saya cukup suka dengan penggambaran penyakit-penyakit yang ada dalam novel ini. Alegra, pengidap bulimia, misalnya. Pengidap bulimia akan memuntahkan kembali makanan yang sudah dia konsumsi. Karena tidak dicerna, berat badannya tidak akan naik meskipun dia sudah makan. Ini masalah yang cukup banyak dialami oleh model, biasanya karena ingin menjaga citra diri agar tetap tampak sempurna sehingga bisa diterima oleh orang lain. Penulis juga menyebutkan efek samping bulimia, misalnya gigi bagian dalam yang jadi keropos karena terkena asam lambung. Bulimia, atau istilah lengkapnya bulimia nervosa, merupakan penyakit mental terkait makan yang nyata ada di kehidupan kita sehari-hari.

Sewaktu kuliah, salah seorang teman di kampus bercerita bahwa dia pengidap bulimia. Teman seangkatan S1 juga ada yang membuat skripsi tentang penyakit ini dan rupanya dia berhasil mendapatkan responden yang cukup banyak. Sewaktu S2, ada tesis yang menerapkan terapi kognitif untuk menanggulangi hal ini. Saya nggak tahu hasilnya, tapi riset sejauh ini menunjukkan bahwa terapi kognitif adalah penanganan utama yang digunakan untuk gangguan terkait makan seperti bulimia, anorexia, dan sebagainya.

Mala, yang di awal cerita seolah-olah adalah anak dengan kemampuan “istimewa”, sebenernya ya merupakan anak dengan masalah perkembangan. Tendensi autistiknya rada-rada keliatan, mulai dari punya ritual-ritual sendiri yang harus dia patuhi, secara sosial juga nggak komunikatif (ditanya apa jawabnya malah isi kamus, gaya bahasa formal), dan diperparah lagi dengan kondisi dia tidak bersosialisasi dengan anak-anak lain.

Plot twist bahwa Nawai ini mengidap gangguan kepribadian sebenernya nggak terlalu ada ancang-ancangnya. Tiba-tiba saja di bagian akhir ada info dump banyak banget. Kira-kira seolah si penulis berkata, ya pokoknya dulu Nawai tuh waktu kecil pernah begini-begini-begini makanya jadi begitu . Seandainya ada indikasi lain yang ditunjukkan pada awal cerita, mungkin bisa jadi lebih seru. Tapi di awal-awal fokusnya lebih banyak ke Mala.

Bicara soal ibu-anak ini, kelainan yang dialami oleh Mala bisa juga dipengaruhi oleh faktor turunan. Jadi di dalam gangguan psikologis, biasanya para peneliti mempertimbangkan faktor biologis, psikologis, dan sosial. Sama seperti penyakit fisik, bisa jadi gangguan psikologis itu diturunkan oleh orangtua kepada anaknya. Tapi di novel ini jenis gangguannya Mala dan Nawai agak beda, jadi sayangnya nggak ada garis temu antara kedua hal tersebut.

Buku Rumah Lebah Yang Lain

Ternyata ada lagi novel yang judulnya “ Rumah Lebah “, penulisnya bernama Dodi Prananda dan novelnya diterbitkan oleh Elex Media Komputindo. Temanya tentang keluarga juga, tapi sepertinya pembacanya belum terlalu banyak (baru ada 18 rating di Goodreads, beda dengan novel karya Ruwi Meita yang sudah lebih dari 480 rating).

Review Lain

Untuk pembanding, saya bagikan juga 3 resensi lain dari sesama pembaca:

[Book Review] Rumah Lebah – Ruwi Meita

REVIEW NOVEL RUMAH LEBAH

Rumah Lebah, Misteri di Balik Kepolosan

Bila diringkas, novel ini cukup menarik buat dibaca terutama di bagian awalnya. Bagian tengahnya kurang seru, dan tiba-tiba di bagian akhir seperti diburu-buru untuk tamat. Plot twistnya ada, tapi udah agak ketebak dari awal. Reviewnya di Goodreads sih cukup positif dan sepertinya banyak yang suka. Untuk novel Indonesia sih menurut saya lumayan, karena saya juga ga punya banyak pembanding. Tapi kalau dibandingkan dengan novel thriller karya penulis luar, kayaknya masih kalah seru.

Menyukai ini:

' src=

Diterbitkan oleh Agoes Santosa

Psychologist, Book Reader, Amateur Contemplator. Lihat semua pos dari Agoes Santosa

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Gravatar

You are commenting using your WordPress.com account. (  Logout  /  Ubah  )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. (  Logout  /  Ubah  )

 width=

You are commenting using your Facebook account. (  Logout  /  Ubah  )

Connecting to %s

Beri tahu saya komentar baru melalui email.

Beritahu saya pos-pos baru lewat surat elektronik.

' src=

Thursday, January 12, 2023

Book review: rumah lebah by ruwi meita.

review novel rumah lebah

"Namun entah kenapa Nawai merasa sedang memasuki suatu awal yang tidak menyenangkan. Sesuatu yang besar dan berbahaya sedang mengintai Mala. Sesuatu yang tidak bisa Nawai lihat."

review novel rumah lebah

"Bentuknya seperti deretan segienam yang banyak. Kira-kira seperti itulah yang ada dalam bayangan saya mengenai rumah lebah, tempat mereka tinggal."
"Aku gagal menolongnya. Aku membiarkan kebencian itu memenuhi jiwanya. Seandainya aku punya keberanian."
"Meski dia kaku dan cara bicaranya yang tidak lazim, aku menyukai anak itu. Dia seperti menyimpan banyak rahasia di dalam dirinya."
"Selalu hanya ada satu ratu lebah. Jika dia tahu ada yang lain dia akan menyengat dan membunuhnya."

No comments:

Post a comment.

Minggu, 31 Januari 2021

Review novel rumah lebah.

review novel rumah lebah

IDENTITAS BUKU

Judul Buku : Rumah Lebah

Penulis : Ruwi Meita

Penerbit : Bhuana Ilmu Populer

Penyunting : Aprilia Wirahma

Desainer : Alif Mustofa

Ilustrasi Sampul : Ikbar Munandar (garisinau)

Tebal : 286 Halaman

ISBN : 978-623-216-484-0

Genre : Psychology thriller

Siapa disini yang bacaan bukunya dominan thriller? suka/pernah baca buku thriller? Ini salah satu buku dengan genre tersebut. Kalau lihat percakapan siang, ada beberapa yang sudah baca bukunya, mau ulang lagi, disini siapa yang sudah baca buku Rumah Lebah?

Ada yang versi terbitan Gagas Media dan Bhuana Ilmu Populer, saya baca versi yang Bhuana Ilmu Populer dengan cover terbarunya. Kalau dibaca blurbnya pun, antara versi Gagas Media dan Bhuana Ilmu Populer sedikit berbeda, tapi isi tetap sama. Mari mulai dengan saya sampaikan blurbnya, ya.

Mala, gadis kecil berusia enam tahun yang terobsesi dengan ensiklopedia. Dia hanya membaca buku ensiklopedia dan selalu mengurutkan buku satu sampai buku terakhir dari sisi kiri ke sisi kanan. Dia juga tertarik dengan beruang.

Di rumah, Mala hanya tinggal bersama orangtuanya, tetapi dia selalu membicarakan enam orang asing yang hidup bersama di dalam rumahnya. Dia selalu takut pada Satira, bersahabat dekat dengan Wilis, berbicara dengan Tante Ana yang suka berdandan, belajar Spanyol dengan Abuela, dan si Kembar yang hanya bisa mendengar, melihat dan mencatat.

Siapakah sebenarnya enam orang asing yang selalu dibicarakan Mala? Rahasia apakah yang dimiliki oleh enam orang asing tersebut?

Tenang, jangan berpikir ini buku horor banget, mari ikuti gambaran singkat tentang buku ini, yaaa

Coretan cerita tentang buku

“Jiwa kita adalah rumah tanpa jendela dan pintu, anehnya kita pasti bisa keluar untuk berlarian di padang rumput, membebaskan tubuh kita, dan menyanyikan lagu para ilalang.”

Jika hanya membaca judulnya saja orang tidak akan tahu apa yang coba disampaikan penulis dalam novelnya Rumah Lebah Rahasia. Orang akan berfikir "untuk apa menceritakan kehidupan lebah", “Oh, buku anak tentang kehidupan lebah” atau asumsi lainnya. Penulis seolah menyajikan cerita berbeda dari buku dengan genre yang sejenis. Novel Rumah Lebah, memberikan hiburan unik yang berisi, menegangkan dan menimbulkan rasa penasaran yang segar.

Kisah yang disajikan mampu menembus batas nalar, tapi bukan sebuah kisah dongeng yang hanya berisi khayalan semata. Bahasa cerita di sajikan dengan baik dan mudah dimengerti. Cerita dalam buku ini, dibangun dengan mendeskripsikan alur-alur cerita dalam novel Rumah Lebah. Membuat akhir cerita yang misterius dari kisah thriller yang dikembangkannya.

Karakter-karakter yang digambarkan sangat hidup. Penulis mengajak kita berimajinasi mengungkap misteri-misteri yang terjadi dalam novel Rumah Lebah Rahasia. Saya menyangka novel Rumah Lebah Rahasia adalah novel terjemahan.

Rumah Lebah Rahasia bercerita tentang keluarga kecil yang tinggal dengan latar tempat di daerah kecil di Ponorogo. Sebuah rumah di sebuah bukit kecil menjadi saksi semua peristiwa-peristiwa misterius yang terjadi dalam keluarga tersebut. Keluarga kecil ini memang hanya terdiri dari Winaya (ayah), Nawai (ibu) dan seorang gadis kecil bernama Mala yang memiliki dunianya sendiri tapi keluarga ini ternyata di kelilingi wajah-wajah asing yang misterius.

Mala sang gadis kecil berteman akrab dengan wajah-wajah asing tersebut. Mereka adalah Satira, Wilis, Tante Ana, Abuela dan si Kembar yang hanya bisa mendengar, melihat dan mencatat. Wajah-wajah asing ini mengajarkan Mala banyak hal, mereka teman yang paling baik, teman yang pemalu, juga ada yang bebahaya.

Rumah mereka di perbukitan ternyata bertetangga dengan vila milik seorang pengusaha bernama Rayhan. Ia dikenal sebagai seseorang yang memuja kesempurnaan dan seringkali membawa perempuan yang berbeda ke vilanya. Adalah Alegra, seorang artis ibu kota yang menjadi salah satu perempuan yang berhubungan dengan Rayhan dan terpilih memerankan tokoh utama dalam novel yang ditulis Winaya.

Masing-masing Wajah-wajah asing ini memiliki rahasia, rahasia yang tidak boleh diketahui, rahasia-rahasia yang seharusnya tidak boleh terungkap. Tapi berbahaya jika terus tersembunyi. Nawai, Sang ibu, khawatir terhadap Mala yang berteman dengan sang wajah-wajah asing. Karena khawatir dengan Mala, Nawai mulai berusaha mengungkap misteri di balik sang wajah-wajah asing. Namun saat Nawai berusaha keras menemukannya Nawai justru jatuh sakit.

Peristiwa-peristiwa pun mulai terjadi dan semakin berkembang. Tidak hanya mengenai persahabatan sang wajah-wajah asing dengan Mala. Tapi juga mengenai peristiwa pembunuhan yang tiba-tiba terjadi didekat pondok rumah tinggal mereka. Yang mau tidak mau membuat keluarga kecil ini turut terseret dalam berbagai kisah misteri tersebut.

Ketika seekor ratu lebah menetas dia akan menjerit dengan lengkingan yang kuat. Siapapun lebah betina yang ikut menetas bersamanya menjawab lengkingan itu maka dia telah berbuat kesalahan. Sama saja dia memanggil kematiannya sendiri. Hanya boleh ada satu ekor ratu lebah dan sang ratu akan membunuhi siapa pun saingannya .

Jalan cerita Rumah Lebah ini awalnya memang sempat membuatku bingung (terutama penggunaan alur maju mundur di awal). Bahkan sempat mengira kalau buku ini bergenre horor dan bikin males baca pas malem-malem (asli imajinasi liar sekali kalau dibaca malam). Namun seiring berjalannya cerita dan mulai paham alurnya, ceritanya page turner banget!

Karakterisasi dan penggambaran latar cerita begitu kuat dan misterius, plotnya pun rapi. Walaupun sudah bisa menebak inti cerita di pertengahan buku, pelaku utamanya sendiri benar-benar tidak terduga sampai segalanya terungkap.

Walaupun masih ada konflik yang masih terasa menggantung dan belum benar-benar terselesaikan, sepertinya penulis ingin membiarkan pembaca untuk mengimajinasikan sendiri penyelesaiannya.

Secara keseluruhan, bagi pecinta buku bergenre psycho thriller, cerita Rumah Lebah ini mengasyikkan dan tidak boleh dilewatkan. Tiap lembar ceritanya bikin penasaran dan ingin cepat-cepat diselesaikan.

“Tidak ada yang pernah tahu kapan biji tanaman tumbuh karena dia selalu mengelabui. Jadi, saat mimpi buruk bercerita tentang pembunuhan yang terjadi atas dirimu, anggaplah sebagai gladi kotor kematianmu. Karena kematian memang selalu mengelabui dan datang tiba-tiba. Bersiap-siaplah selalu….”

Bagi yang ingin membaca tapi belum bisa beli buku fisiknya, bisa baca di aplikasi gramedia digital. Seperti diriku yang awalnya baca di aplikasi gramedia digital, eh malah tergoda untuk beli buku fisiknya ๐Ÿ˜†๐Ÿ˜†๐Ÿ˜†

review novel rumah lebah

Pernah disampaikan ulasanku di OWOB Bahas buku di WAG OWOB 

review novel rumah lebah

Tidak ada komentar:

Posting komentar.

Enter the characters you see below

Sorry, we just need to make sure you're not a robot. For best results, please make sure your browser is accepting cookies.

Type the characters you see in this image:

review novel rumah lebah

IMAGES

  1. Mhy_257: REVIEW NOVEL RUMAH LEBAH

    review novel rumah lebah

  2. Book Review: Rumah Lebah

    review novel rumah lebah

  3. Review Novel Rumah Kaca

    review novel rumah lebah

  4. [BOOK REVIEW] Rumah Lebah by Ruwi Meita

    review novel rumah lebah

  5. Review Novel Haniyah dan Ala di Rumah Teteruga (Erni Aladjai)

    review novel rumah lebah

  6. Rumah Lebah oleh Ruwi Meita

    review novel rumah lebah

VIDEO

  1. LAYAKNYA RUMAH MEWAH, BANYAK BARANG BERHARGA YANG SENGAJA DI TINGGALKAN DI BANGUNAN INI-JAWA TENGAH

  2. REVIEW LOKASI BUDIDAYA LEBAH MADU

  3. Cerbung Berbagi Suami

  4. Lebah Klanceng

  5. Rumah Lebah Hive Atom Terbaik Penerapan

  6. Rumah lebah dimasukin freezer jadi kaya gini ๐Ÿฅถ๐Ÿ˜ฑ #shorts

COMMENTS

  1. Rumah Lebah by Ruwi Meita

    Rumah Lebah; Setiap Wajah Memiliki Rahasia adalah novel psychological ... This entire review has been hidden because of spoilers.

  2. [REVIEW] NOVEL RUMAH LEBAH ...

    [REVIEW] NOVEL RUMAH LEBAH - RUWI MEITA ... Semua review disini murni pendapat pribadi dan tidak berniat menjelekkan atau mengagungkan karya orang

  3. [REVIEW] NOVEL RUMAH LEBAH

    [REVIEW] NOVEL RUMAH LEBAH - RUWI MEITA ... Mala, gadis kecil berusia enam tahun yang terobsesi dengan ensiklopedia. Dia hanya membaca buku

  4. Book Review: Rumah Lebah

    Sinopsis Rumah Lebah karya Ruwi Meita. Mala, gadis kecil berusia enam tahun yang terobsesi dengan ensiklopedia. Dia hanya membaca buku

  5. POJOK BACA #5: RUMAH LEBAH

    Siapa sangka, novel ini memiliki alur cerita yang misterius. Rumah Lebah merupakan novel dengan genre psychology thriller yang mengisahkan

  6. [Book Review] Rumah Lebah

    Secara keseluruhan, bagi pecinta buku bergenre psycho thriller, cerita Rumah Lebah ini mengasyikkan dan tidak boleh dilewatkan. Tiap lembar

  7. Rumah Lebah, Ruwi Meita

    Ulasan novel Rumah Lebah karya Ruwi Meita. Novel psychological thriller ini mengangkat sejumlah tema-tema psikologis yang menarik

  8. Book Review: Rumah Lebah by Ruwi Meita

    Sudah cukup lama aku mendengar tentang buku ini dan bagaimana orang-orang sangat puas dengan plot twist yang disuguhkan oleh ceritanya. Akhirnya

  9. [BOOK REVIEW] Rumah Lebah by Ruwi Meita

    Buku ini memiliki alur yang demikian sederhana, tentang keluarga kecil Winaya, Nawai, dan anak mereka, Mala. Mereka tinggal di sebuah rumah di

  10. REVIEW NOVEL RUMAH LEBAH

    Rumah Lebah Rahasia bercerita tentang keluarga kecil yang tinggal dengan latar tempat di daerah kecil di Ponorogo. Sebuah rumah di sebuah bukit

  11. Rumah Lebah (Indonesian Edition): Prananda, Dodi

    Sinopsis: Selamat datang di Rumah Lebah. Di sinilah rumah bagi mereka, para boneka yang โ€œdilahirkanโ€ oleh Rama dan Shinta, pasangan yang saling mencinta.